Selasa, 18 Agustus 2020

PENGERTIAN ROTARY ENCODER JENIS DAN FUNGSINYA


Rotay encoder adalah device elektromekanik yang dapat mendeteksi atau memonitor gerakan dan posisi. Rotary encoder umumnya mempergunakan sistem sensor optik yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan serial pulsa yang dapat diolah dan diterjemahkan menjadi gerakan, posisi, dan arah. Rotary encoder biasanya dipasang pada as motor maupun as gear untuk mengukur atau mendeteksi arah putaran, kecepatan putaran dan posisi sudut putar dari motor maupun gear tersebut. Dengan mengetahui informasi tersebut maka sistem atau drive dapat melakukan pengontrolan motor secara tepat dan akurat.
Secara garis besar rotary encoder dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1.Incremental Encoder
Encoder jenis ini dapat dipergunakan untuk mendeteksi posisi sudut dari shaft gear maupun motor yang berputar. Prinsip kerja dari encoder ini adalah dengan mempergunakan sebuah piringan atau disc dengan beberapa lobang berupa garis. Piringan ini diapit oleh sebuah LED dan Photo sensor.
Cahaya dari LED akan mengarah pada piringan dan apabila pada posisi sejajar dengan lobang pada piringan maka photo sensor akan menangkap cahaya dari LED. Sebaliknya jika cahaya dari LED tidak sejajar dengan lobang pada piringan maka photo sensor tidak akan menangkap cahaya dari LED. Ketika piringan berputar maka output dari photo sensor akan mengeluarkan sinyal on/off terus menerus dan dapat di kodekan menjadi sinyal kotak dan dari sinyal tersebut dapat diterjemahkan menjadi kecepatan rotasi dari shaft tersebut.
Untuk mengetahui arah putaran shaft biasanya dipergunakan dua buah LED dan dua buah photo sensor.
Saat output photo sensor A mendahului output Photo sensor B maka dapat diketahui bahwa shaft berputar searah jarum jam dan sebaliknya jika output photo sensor B mendahului output photo sensor A maka berarti shaft berputar berlawanan arah jarum jam.
Jumlah lobang pada piringan rotari encoder sangat mempengaruhi keakurasian dari sensor tersebut. misal apabila terdapat 4 lobang dalam piringan ini berarti sudut shaft yang dapat dideteksi hanya 4 posisi yaitu sudut 0, 90, 180, 270 sehingga apabila kita menginginkan pergerakan putaran shaft dengan sudut 60 maka tidak akan bisa terdeteksi. Berbeda apabila lobang pada piringan berjumlah 360 maka setiap sudut dapat dideteksi sehingga kontrol kita akan lebih akurat. Dalam penggunaanya dipasaran banyak sekali type yang menawarkan berbagai macam jumlah loban atau dalam bahasa pasarnya disebut Resolusi.
Kekurangan dari Incremental ecoder adalah posisi shaft akan tereset atau hilang jika supply encoder hilang.

2. Absolute Ecoder
Prinsip keraja absolute encoder hampir sama dengan incremental encoder. Perbedaannya pada piringan atau disc nya. pada absolute encoder pada piringanya menggunakan cincin cincin yang terkode secatra biner atau grey code. setiap lapisan cincin di beri LED dan photo sensor untuk dapat menghasilkan pulsa. Dengan sistem seperti ini maka posisi shaft yang dideteksi oleh encoder jenis ini tidak dapat hilang walaupun supply dimatikan.

Dalam aplikasinya ada berbagai macam jenis encoder yang beredar dipasaran namun secara garis besar hanya ada 2 jenis seperti penjelasan diatas. macam-macam type yang ada dipasaran lebih banyak ke supply encoder, resolusi encoder, bentuk hollow atau shaft, dan ukuran fisik lainya. Maka dari itu kita harus sangat teliti dalam pemilihan type encoder sesuai dengan aplikasi yang kita pergunakan./
Semoga penjelasan diatas dapat membantu.
Terimakasih...

PENGERTIAN PROXIMITY SENSOR JENIS DAN FUNGSINYA


Sensor proximity adalah suatu alat atau sistem yang dapat mendetekssi adanya benda atau target berjenis logam tanpa adanya kontak fisik. Tanpa kontak fisik disini adalah pada mata sensor atau biasa disebut elektronis solid state terbungkus material pelindung yang berfungsi melindungi bagian ini dari benturan maupun kotoran.
Selain mendeteksi keberadaan logam sensor ini juga dapat mendeteksi material non logam. Perlu di ingat bahwa sensor proximity hanya dapat mendeteksi keberadaan benda dan bukan mengukur besaran benda. Jadi kita tidak dapat mendeteksi atau mengukur jarak maupun besar atau ukuran benda tersebut.
Dari prinsip kerjanya Proximity sensor dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Inductive Proximity

Indictive proximity adalah sensor proximity yang hanya dapat mendeteksi material logam. Prinsip kerja dari proximity jenis ini adalah ketika sensor diberi supply atau tegangan maka sensor akan membangkitkan medan magnet. kemudian medan magnet yang dipancarkan oleh sensor ini apabila mengenai material yang berupa logam maka akan terjadi perubahan medan magnet dan perubahan medan magnet ini lah yang akan dideteksi sensor dan memberikan informasi bahwa terdapat material logam yang berada dekat dengan senor.
Kelemahan sensor ini adalah karena menggunakan prinsip medan magnet jarak yang dapat dideteksi sangat terbatas bahkan hampir menempel. Sehingga dalam proses pemasangan sensor sangat sulit karena apabila ada kesalahan sedikit saja maka sensor dapat rusak karena dapat tertabrak logam yang akan dideteksi. Demikian pula jika material yang akan dideteksi kotor maka otomatis sensor akan cepat kotor dan akan mempengaruhi atau mengurangi jarak kerja sensor atau bahkan sensor gagal bekerja.

2. Capasitive Proximity

Capasitive Proximity merupakan jenis proximity yang dapat mendeteksi benda logam maupun non logam. Prinsip kernya dalah mendeteksi perubahan nilai kapasitansi medan listrik pada kapasitor yang disebabkan oleh adanya obyek yang mendekatinya. Perubaha nilai kapasitansi pada capasitor ini dapat dipengaruhi oleh material logam maupun non logam sehingga sensor ini dapat mendeteksi keberadaan benda logam dan non logam. Karena dapat mendeteksi logam dan logam dengan jarak tertentu ini lah sehingga sensor jenis ini biasa dipasang sebagai sensor parkir mobil.

Untuk macam-macam jenis sensor proximity di pasaran terdapat banyak sekali pilihan namun secara garis besar hanya terdapat 2 jenis diatas. macam-macam type dipasaran meliputi jenis output dia NPN maupun PNP, Normaly open atau Normaly Close, Supply tegangan yang dibutuhkan, Jarak deteksi, Material bahan pembungkus sensor, Bentuk dan ukuran sensor dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu kita harus teliti dalam pemilihan jenis sensor yang akan kita pakai.
semoga penjelasan diatas dapat membantu
Terimakasih.

PENGERTIAN FIBER OPTIC SENSOR JENIS DAN FUNGSINYA

Prinsip kerja sensor fiber optic ini adalah membandingkan besaran maupun prilaku sinar yang dipancarkan transmitter dan diterima emitter setelah melewati obyek atau media yang ingin di deteksi. Besaran dan prilaku sinar setelah melewati benda tersebut dapat berubah karena ada perubahan suhu, tekanan, getaran, maupun jarak dan sifat fiber optic ini lah yang kita manfaatkan untuk mendeteksi maupun mengukur benda tersebut.
Secara garis besar sensor fiber optic dapat dibedakan menurut cara penggunaanya yaitu antara lain:

1. Sensor Intrinsik

Pada type ini sifat dari sinar yang dipancarkan transmitter langsung bersentuhan dengan benda yg akan diukur. Perubahan dapat terjadi dari intensitas, fasa maupun polaritas yang dideteksi oleh receiver.

2. Sensor Ekstrinsik
Berbeda dengan sensor intrinsik pada sensor type ekstrinsik terdapat modulator sinar yang meneruskan informasi dari variabel yang diukur sehingga sinar dari transmitter tidak bersentuhan langsung dengan obyek yang akan diukur variabelnya.


Apabila pengelompokan diatas berdasarkan pada penempatan sensorny, Fiber optik sensor juga dapat dibedakan menurut perubahan variabel cahaya yang diukur yaitu antara lain:

1. Intensity-Based

Pada type ini besaran atau variabel yang diukur berdasarkan perubahan intensitas cahaya yang dipancarkan transmittter dan diterima receiver. penurunan intensitas cahaya setelah melewati obyek yang diukur tersebut kemudian dapat dikalibrasi sehingga diperoleh nilai besaran yang diukur. Untuk pengaplikasian sensor type ini biasanya dipergunakan sebagai sensor suhu dan sensor beban.

2. Polarization-Based

Sama halnya dengan intensity-based sensor type ini mengukur perubahan polarisasi cahaya dari transmitter dan receiver sehingga diperoleh perubahan nilai dari perubahan polarisasi yang kemudian dikalibrasi menjadi nilai besaran yang terukur.
Sensor tekanan/stress adalah yang paling sering menggunakan sensor type ini. Dengan mempergunakan komponen polarizer dan analizer dapat diketahu nilai dari eksternal stress atau tekanan dari luar.

3. Phase-Based

Sensor paling rensponsif adalah type ini karena fasa dari gelombang cahaya yang melewati fiber optic sangat bergantung dengan panjang serat/fiber optic yang dipergunakan, Sehingga apabila terjadi perubahan panjang serat optic maka akan terdeteksi karena fasa gelombang cahaya yang bergeser. Pergeseran fase inilah yang menjadi variabel pengukuran dari sensor type ini. Karena keakuratan dan resposibilitasnya yang tinggi inilah sensor type ini biasanya dipergunakan dalam dunia medis maupun laboratorium.


Perlu diperhatikan dalam pemilihan sensor yang akan kita pergunakan sebaiknya yang sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Maka dari itu dalam pemilihan sensor yang perlu kita perhatikan adalah akurasi rentang kerja, Resolusi, dan repeatibility.
Rentang kerja adalah batas atas dan bawah sensor kita bekerja. Jadi jangan sampai memilih sensor temperature dengan rentang kerja -100 sampai 0 celcius untuk mengukur temperatur badan kita.
Selain itu juga perlu diperhatikan resolusi dari sensor tersebut. tidak mungkin kita mengukur berat emas dengan timbangan beras karena untuk meninmbang emas kita membutuhkab timbangan dengan nilai resolusi tinggi berbeda dengan beras yang relatif tidak membutuhkan reolusi setinggi emas.
Repeatibility juga perlu diperhitungkan karena menyangkut seberapa sering kita mengukur dengan nilai tertentu

Semoga kita terus bia belajar bersama.
Terimakasih


PENGERTIAN PROXIMITY SENSOR JENIS DAN FUNGSINYA


Prinsip kerja sensor type ini adalah mendeteksi gangguan yang menghalangi transmitter dan receiver. Jadi ketika ada benda yang menghalangi cahaya yang dipancarkan transmitter ke receiver maka sensor ini akan memberikan informasi ke system. Pada aplikasinya transmitter dan receiver bisa dalam satu device dan menggunakan cermin sebagai pantulan dari transmitter ke receiver. Dan ada pula yg menggunakan dua device terpisah antara transmitter dan receiver.
Dalam aplikasinya photoelectric sensor dapat dibagi menjadi 3 jenis antara lain:

1. Through Beam

Photoelectric type ini menempatkan transmitter dan receiver secara terpisah dan berhadap hadapan. sensor memberikan sinyal ketika sinar yang dipancarkan transmiter terhalang atau terpotong benda ketika akan ditangkap receiver.
Photoelectric jenis ini mempunyai jarak sensing yang paling jauh dibanding jenis lainya karena sinar dari transmitter langsung ditangkap oleh receiver tanpa melalui metode pemantulan seprti pada jenis photoelectric lainya.

2. Retro Reflector

Pada photoelectric jenis ini transmitter dan receiver ditempatkan secara bersamaan dan berhadapan dengan reflector. Sensor akan memberikan sinyal ketika sinar dari transmitter yang menuju reflector terhalang sehingga receiver tidak menerima sinar dari transmitter. Kekurangan jenis ini dibanding through beam adalah pada jarak sensing nya yang menjadi setengah dari jenis through beam. namun photoelectric jenis ini mempunyai kelebihan dibanding through beam pada peng kabelannya karena hanya membutuhkan satu sisi saja karena sisi satunya hanya merupakan reflector yg tidak membutuhkan pasokan daya listrik.

3. Diffuse

Photoelectric jenis diffuse menempatkan transmitter dan receiver secara bersama sama. transmitter akan memancarkan cahaya yang kemudian akan dipantulkan oleh benda atau material yang akan ditangkap oleh receiver. Photoelectric diffuse mempunyai jarak sensing yang sangat pendek dan sangat terpengaruh oleh jenis dan sifat bahan yang di deteksi. kasar-halus, gelap-terang, dan warna meterial sangat mempengaruhi jarak sensing.


Pada dasarnya photoelectric sensor bekerja seperti transistor memberikan sinyal on ataupun off pada saat ada perubahan kondisi yang diinginkan. jadi seperti transistor sensor ini pun juga memiliki jenis NPN  dan PNP.
Demikian pula dengan sinyal on off yang dihasilkan sensor ini juga memiliki jenis contact NO maupun NC.

Untuk pemilihan jenis photoelectric yang tepat maka perlu dipertimbangkan adalah jarak sensing, material yg di deteksi, kondisi tempat sensor dipasang dan system yang akan mempergunakan sensor ini.

demikian pembahasan tentang photoelectric sensor semoga kita bisa saling belajar.
Terimakasih.

PENGERTIAN SENSOR JENIS DAN FUNGSINYA


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita berhubungan dengan yang namanya sensor. Baik sensor dalam hal elekronika maupun sensor yang biasanya muncul dalam setiap awal film hmmmm.
Kali ini kita akan membahas tentang sensor dalam elektronika dan bukan sensor film karena terlalu banyak perdebatan dalam sensor film he he he..
Sensor dalam elektronika banyak sekali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika kita masuk mall dan pintu membuka otomatis tentu itu karena adanya sensor, juga waktu kita menyalakan televisi dengan remote itu kita juga menggunakan teknologi sensor ini.
Lalu apakah sebenarnya sensor itu??
Sensor adalah perangkat atau sistem yg berfungsi mendeteksi perubahan besaran fisik seperti cahaya,suhu, medan magnet, dan lainya dan mengubahnya menjadi besaran yg dapat di ukur manusia baik secara langsung maupun melalui peralatan atau sistem yang di transmisikan secara elektronik sehingga menjadi informasi yang dapat diterima atau dimanfaatkan oleh kita para penggunanya.
Dalam penggunaan sesor untuk sistem elektronika, sensor dapat dibedakan menurut input atau supplynya yaitu sensor aktif dan pasif

1. Sensor Pasif
Sensor pasif adalah sensor yang dapat mendeteksi perubahan besaran fisik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik tanpa adanya supply atau arus listrik.
Contoh dari type sensor ini adalah Therocouple, thermocouple dapat mendeteksi perubahan suhu tanpa memerlukan supply ke sensor.

2. Sensor Aktif
Sensor Aktif adalah sensor yang dapat bekerja apabila ada supply atau arus listrik eksternal. ini berarti sensor jenis ini dapat dihidupkan dan dimatikan sesuai dengan supply yang kita berikan.

Sedangkan menurut output atau keluaranya sensor dapat dibedakan menjadi Sensor analog dan Sensor Digital.

1. Sensor Analog
Sensor analog adalah sensor yang menghasilkan keluaran yang kontinyu sebading dengan besaran yang diukur. Contoh dari type ini adalah sensor suhu dimana setiap kenaikan maupun penurunan suhu dapat dideteksi secara kontinyu.

2. Sensor Digital
Sensor diogital adalah sensor yang menghasilkan output diskrit atau on/off. Dalam penggunaan yang paling sederhana sensor ini dapat mendeteksi on atau off saja namun dalam perkembanganya dapat pula dipergunakan dalam mengukur kecepatan karena dikonversikan menjad outpu BIT.

Menurut penggunaanya sensor mempunya banyak sekali jenis. Kali ini kita bahas jenis sensor yang sering dipergunakan dalam industi secara umum.
berikut jenis-jenis sensor yang umum dipergukan dalam industri dan penjelasan singkatnya

Prinsip kerja sensor type ini adalah mendeteksi gangguan yang menghalangi transmitter dan receiver. Jadi ketika ada benda yang menghalangi cahaya yang dipancarkan transmitter ke receiver maka sensor ini akan memberikan informasi ke system. Pada aplikasinya transmitter dan receiver bisa dalam satu device dan menggunakan cermin sebagai pantulan dari transmitter ke receiver. Dan ada pula yg menggunakan dua device terpisah antara transmitter dan receiver.

Pada dasarnya sensor ini cara kerjanya hampir sama dengan photoelectric sensor. Namun yang membedakan adalah sinyal dari transmitter langsung dipantulkan ke obyek dan ditangkap oleh receiver. Sehingga receiver dan transmitter hanya memerlukan satu device. Dan kalau photoelectric mendeteksi gangguan benda diantara transmitter dan receiver fiber optic mendeteksi lebih ke perubahan warna benda maupun gelap terang benda. Dalam aplikasinya fiber optic sensor dipergunakan untuk mendeteksi marking obyek yang ingin dideteksi.

Proximity sensor bekerja dengan prinsip mendeteksi logam. Pada aplikasinya sensor ini dipergukan untuk mendeteksi posisi dari jarak tertentu suatu benda logam dan dalam suatu system dapat juga untuk mendeteksi posisi putaran gear.

Rotary encoder merupakan sensor yang mendeteksi kecepatan putaran motor, arah putaran motor, dan posisi as motor. Prinsip kerja sensor ini secara umum adalah dengan merubah suatu posisi dari sudut roda dan menghitungnya dengan kode digital sehingga dapat diperoleh informasi tentang kecepatan, posisi, dan arah putaran motor


Demikian penjelasan umum sensor yang umum dipakai dalam industri dan kehidupan sehari hari. Jika membutuhkan penjelasan lebih detail bisa lanngsung di klik sensor yang di inginkan.
Terimakasih semoga kita bisa terus belajar bersama.